Jin adalah makhluk ghaib yang diciptakan Allah swt sebelum penciptaan manusia dari nyala api yang sangat panas, sebagaimana firman-Nya :
“Dan Kami telah menciptakan jin sebelum (Adam) dari api yang sangat panas.” ( Al-Hijr : 27 )
Wujud asli jin tidak bisa dilihat oleh manusia kecuali oleh rosul yang diridhoi-Nya, sebagaimana firman Allah swt :
“Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka” ( Al-A’raf : 27 )
“(Dia adalah Tuhan) Yang Mengetahui yang ghaib, maka Dia tidak memperlihatkan kepada seorang pun tentang yang ghaib itu. Kecuali kepada rasul yang diridhai-Nya...” ( Al-Jin 26-27 )
Imam Muslim meriwayatkan hadits :
“Dari Abu Darda’ r.a. menceritakan : Rosulullah saw berdiri untuk shalat lalu kami mendengar beliau mengucapkan “Aku berlindung kepada Allah darimu” kemudian mengucapkan “Aku melaknatmu dengan laknat Allah” tiga kali. Dan mengulurkan tangannya seolah-olah beliau meraih sesuatu. Ketika selesai shalat kami bertanya : “Wahai Rosulalloh, tadi kami mendengar ketika Engkau shalat mengucapkan sesuatu yang belum pernah kami dengar sebelumnya, dan kami melihat Engkau mengulurkan tanganmu”. Kemudian beliau menjawab : “Sesungguhnya musuh Allah, iblis datang membawa obor dari api yang akan diletakkan di wajahku, maka aku berkata .....” ( Hadits ini diriwayatkan juga oleh An-Nasa’i dan Ibnu Hibban )
Hadits ini menunjukkan bahwa para sahabat tidak melihat kedatangan iblis yang dilihat oleh Rosulullah saw.
Selain tidak bisa dilihat, jin juga tidak bisa ditangkap dalam bentuk aslinya apalagi dimasukkan ke dalam botol, sebagaimana Imam Bukhari meriwayatkan :
“Dari Abu Huroiroh r.a. dari Nabi saw. berkata : Sesungguhnya ifrit dari bangsa jin tadi malam melompat untuk menghalangi shalatku namun Allah menyelamatkanku dari gangguannya, lalu aku menangkapnya dan aku ingin mengikatnya di salah satu tiang masjid sehingga kalian semua bisa melihatnya, tapi aku ingat do’a saudaraku Nabi Sulaiman a.s. "Ya Tuhanku, ampunilah aku dan anugerahkanlah kepadaku kerajaan yang tidak dimiliki oleh seorangpun sesudahku, sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Pemberi".( Shod : 35 ) akhirnya aku lepaskan dalam keadaan hina”. ( Hadits ini diriwayatkan juga oleh Imam Muslim, Imam Ahmad, An-Nasa’i dan Al-Baihaqi )
Hadits ini menunjukkan bahwa kemampuan menangkap jin merupakan hak priogratif yang hanya boleh dilakukan oleh Nabi Sulaiman sebagai mu’jizat dari Allah swt, bahkan beliau diberi kemampuan menaklukkan bangsa jin dan memerintahnya, dan kemampuan ini tidak mungkin diberikan kepada orang lain sesudah beliau termasuk Rosulullah saw, karena Allah telah mengabulkan do’a Nabi Sulaiman a.s. sebagaimana di atas.
Jin bisa menjelma sebagai manusia maupun binatang sehingga manusia biasapun bisa melihatnya, menangkapnya bahkan membunuhnya, sebagaimana riwayat dalam hadits-hadits berikut :
“Dari Abu Huroiroh r.a. berkata : Rosulullah saw mempercayakan kepadaku untuk menjaga zakat Ramadhan, lalu ada orang datang mengambil sebagian makanan yang ada, lalu aku tangkap dan aku ancam dia “Demi Allah, akan aku laporkan engkau kapada Rosulullah saw” dia menjawab :”Saya ini orang yang sangat butuh, saya punya tanggungan keluarga, dan saya sangat membutuhkan” lalu aku lepaskan dia ...”
Pagi harinya dilaporkan kepada Rosulullah saw, tapi malam berikutnya diulangi lagi, pagi harinya dilaporkan lagi dan malam berikutnyapun masih diulangi. Pada malam yang ketiga si pencuri mengatakan kepada Abu Huroiroh r.a. : “Jika engkau hendak beranjak ke tempat tidur bacalah ayat kursi, maka engkau akan selalu mendapatkan penjagaan dari Allah dan engkau tidak akan didekati setan hingga pagi”. Pagi harinya dilaporkan lagi kepada Rosulullah saw, lalu beliau bersabda :
“Kali ini dia berkata jujur kepadamu padahal dia pendusta. Kamu tahu siapa yang kamu ajak bicara sejak tiga malam berturut-turut waha Abu Huroiroh ? Jawabnya : “Tidak”. Beliau bersabda : Dia adalah setan”. ( Hadits riwayat Imam Bukhari )