Maca-macam Gangguan Jin

1. Gangguan fisik seperti yang dialami oleh Nabi Ayub a.s. sebagaimana pengakuan beliau dalam Al-Qur’an surat Shaad ( 38 ) : 41
واذكر عبدنا أيوب إذ نادى ربه أني مسني الشيطان بنصب وعذاب
“Dan ingatlah akan hamba Kami Ayub ketika ia menyeru Tuhannya; "Sesungguhnya aku diganggu syaitan dengan kepayahan dan siksaan".
Dalam tafsir Ibnu Katsir dijelaskan bahwa gangguan setan yang menimpa Nabi Ayub a.s. berupa gangguan fisik yang menghabiskan daging beliau hingga jarumpun tidak bisa menancap pada tubuh beliau. Selain gangguan fisik, harta beliau juga habis, keluarga beliaupun berantakan, anak dan istri beliau pergi meninggalkan beliau dalam keadaan sakit dan miskin, hal ini beliau derita selama 18 tahun, kemudia Allah berfirman :
اركض برجلك هذا مغتسل بارد وشراب
“(Allah berfirman): "Hantamkanlah kakimu; inilah air yang sejuk untuk mandi dan untuk minum.”
Imam Muslim meriwayatkan bahwa Utsman bin Abul Ash pernah mengadu kepada Rosulullah saw bahwa ia sering sakit-sakitan sejak ia masuk Islam. Lalu Rosulullah bersabda: “Letakkanlah tanganmu pada bagian yang sakit lalu ucapkan bismillah 3x lalu ucapkan 7 x A’uudzubillahi wa qudrotihi min syarri maa ajidu wa uhaadzir”
Sehingga jin pun bisa mengganggu manusia berupa penyakit kulit, tumor, kista, diabetes, maag, stroke, dll..

2. Gangguan psikis seperti depresi atau gila.
Imam Ahmad, Abu Dawud dan Imam Thobroni meriwayatkan dari Ummu Abas bahwa kakeknya pernah menghadap Rosulullah saw dengan membawa anaknya yang gila untuk diobati kemudian Rosulullah mengambil baju dan memukul punggung anak itu sambil mengucapkan “ukhruj ya a’da-aLlah” kemudian beliau mendudukkan anak itu di hadapan beliau dan mendo’akannya dengan menggunakan air lalu beliau usapkan air tersebut di wajahnya sambil mendo’akan kesembuhanya.
Gangguan psikis lainnya seperti mudah marah, gelisah, pikiran kacau, bingung, sering mendengar bisikan-bisikan, merasa bukan dirinya, dll.

3. Gangguan syaraf yang menyebabkan epilepsi atau ayan seperti yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Al-Hakim dan Ibnu Abu Syaibah bahwa ada seorang wanita datang kepada Rosulullah saw dengan membawa putranya yang sakit ayan, kemudian beliau membuka mulut anak itu dan meniupnya 3x kemudian berkata “Ukhruj ya a’da-aLlah, wa ana abduLlah” setelah itu sembuh, kemudian wanita itu memberikan hadiah berupa 3 ekor kambing, teepi Rosulullah hanya mengambil 1 ekor.
4. Gangguan rezki seperti usaha selalu gagal, karir memburuk, bangkrut atau pailit seperti yang dialami Nabi Ayub a.s. yang hartanya habis disebabkan gangguan syaitan.
5. Gangguan keluarga, saling curiga di antara anggota keluarga, saling benci, takut melihat pasangan hidupnya, keluarga berantakan, suami atau istri kabur dari rumah seperti yang dialami Nabi Ayub a.s.
Bahkan gangguan itu bisa mengancam perceraian sebagaimana firman Allah :
فيتعلمون منهما ما يفرقون به بين المرء وزوجه وما هم بضآرين به من أحد إلا بإذن الله
6. Gangguan prilaku, seperti sedang melakukan hubungan suami istri padahal tidak hal ini dialami oleh Rosulullah saw.
Imam bukhari meriwayatkan dari Aisyah r.a bahwa Rosulullah pernah disihir oleh seorang penyihir Yahudi yaitu Labib bin Al A’shom dengan media sisir, rontokan rambut dan mayang kurma jantang yang ditimbun di sumur Dzarwan sehingga Rosulullah ketika hendak melakukan hubungan intim dengan istrinya, beliau merasa seolah-olah beliau sudah melakukanya sehingga beliau tidak bisa lagi melakukan hubungan intim, lalu beliau selalu berdo’a dan berdo’a selama 6 bulan barulah dikabulkan. Pada suatu malam dating dua orang malaikat, yang 1 memegang kepala beliau dan yang 1 memegang kaki, kemudian terjadi dialog :
Malaikat A : sakit apa orang ini?
Malaikat B : terkena tenung atau sihir
Malaikat A : Siapa yang menyihir?
Malaikat B : Labib bin Al A’shom
Malaikat A : Melalui media apa?
Malaikat B : sisir, rontokan rambut dan mayang kurma jantang
Malaikat A : di mana sekarang?
Malaikat B : di sumur Dzarwan
Kemudian siangnya belia mendatangi sumur itu disertai para sahabat, kemudian beliau memerintahkan untuk menutup sumur itu.
Hadits ini diriwayatkan juga oleh Imam Ahmad, Imam Muslim, Ibnu Majah, Ibnu Abi Syaibah, Ibnu Hiban dan lainya, sehingga haditsya sangat kuat.
7. Gangguan seksual seperti suka selingkuh, biseksual, lesbien, homoseksual, banci, impotent, virgid, analseks dll.
8. Gangguan jodoh, susah mendapatkan jodoh atau tidak ingin menikah,
9. Gangguan keturunan, susah mendapatkan keturunan.
10. Gangguan tempat tinggal, seperti barang sering hilang dicuri jin, sering ada suara aneh, sering ada penampakan jin, tidak nyaman tinggal di rumah dll.
11. Gangguan lainnya seperti bisa melihat jin atau bayangan-bayangan, kesurupan, terhipnotis, sering mimpi buruk, waswas dll.
Contoh : Imam Ibnu Majah dan Imam Al Hakim meriwayatkan bahwa Utsman bin Abul Ash ketika dianggat menjadi walikota Thoif, ia sering melihat bayangan ketika sedang shalat sehingga shalatnya kacau sampai tidak tahu lagi berapa rakaat yang sudah ia kerjakan, lalu konsultasi kepada Rosulullah dan beliau katakana itu adalah setan, ia diperintahkan untuk mendekat kepada Rosulullah kemudian beliau memukul dadanya sambil meludah di mulutnya dan mengucapkan “keluar kamu wahai musuh Allah” beliau lakukan 3x kemudian mengucapkan “lakukan apa yang menjadi tugasmu dan jangan mengganggu seperti ini” sejak itu ia tidak pernah diganggu lagi.

Mengenal Jin

Jin adalah makhluk ghaib yang diciptakan Allah swt sebelum penciptaan manusia dari nyala api yang sangat panas, sebagaimana firman-Nya :

“Dan Kami telah menciptakan jin sebelum (Adam) dari api yang sangat panas.” ( Al-Hijr : 27 )

Wujud asli jin tidak bisa dilihat oleh manusia kecuali oleh rosul yang diridhoi-Nya, sebagaimana firman Allah swt :

“Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka” ( Al-A’raf : 27 )

“(Dia adalah Tuhan) Yang Mengetahui yang ghaib, maka Dia tidak memperlihatkan kepada seorang pun tentang yang ghaib itu. Kecuali kepada rasul yang diridhai-Nya...” ( Al-Jin 26-27 )
Imam Muslim meriwayatkan hadits :

“Dari Abu Darda’ r.a. menceritakan : Rosulullah saw berdiri untuk shalat lalu kami mendengar beliau mengucapkan “Aku berlindung kepada Allah darimu” kemudian mengucapkan “Aku melaknatmu dengan laknat Allah” tiga kali. Dan mengulurkan tangannya seolah-olah beliau meraih sesuatu. Ketika selesai shalat kami bertanya : “Wahai Rosulalloh, tadi kami mendengar ketika Engkau shalat mengucapkan sesuatu yang belum pernah kami dengar sebelumnya, dan kami melihat Engkau mengulurkan tanganmu”. Kemudian beliau menjawab : “Sesungguhnya musuh Allah, iblis datang membawa obor dari api yang akan diletakkan di wajahku, maka aku berkata .....” ( Hadits ini diriwayatkan juga oleh An-Nasa’i dan Ibnu Hibban )

Hadits ini menunjukkan bahwa para sahabat tidak melihat kedatangan iblis yang dilihat oleh Rosulullah saw.

Selain tidak bisa dilihat, jin juga tidak bisa ditangkap dalam bentuk aslinya apalagi dimasukkan ke dalam botol, sebagaimana Imam Bukhari meriwayatkan :

“Dari Abu Huroiroh r.a. dari Nabi saw. berkata : Sesungguhnya ifrit dari bangsa jin tadi malam melompat untuk menghalangi shalatku namun Allah menyelamatkanku dari gangguannya, lalu aku menangkapnya dan aku ingin mengikatnya di salah satu tiang masjid sehingga kalian semua bisa melihatnya, tapi aku ingat do’a saudaraku Nabi Sulaiman a.s. "Ya Tuhanku, ampunilah aku dan anugerahkanlah kepadaku kerajaan yang tidak dimiliki oleh seorangpun sesudahku, sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Pemberi".( Shod : 35 ) akhirnya aku lepaskan dalam keadaan hina”. ( Hadits ini diriwayatkan juga oleh Imam Muslim, Imam Ahmad, An-Nasa’i dan Al-Baihaqi )

Hadits ini menunjukkan bahwa kemampuan menangkap jin merupakan hak priogratif yang hanya boleh dilakukan oleh Nabi Sulaiman sebagai mu’jizat dari Allah swt, bahkan beliau diberi kemampuan menaklukkan bangsa jin dan memerintahnya, dan kemampuan ini tidak mungkin diberikan kepada orang lain sesudah beliau termasuk Rosulullah saw, karena Allah telah mengabulkan do’a Nabi Sulaiman a.s. sebagaimana di atas.

Jin bisa menjelma sebagai manusia maupun binatang sehingga manusia biasapun bisa melihatnya, menangkapnya bahkan membunuhnya, sebagaimana riwayat dalam hadits-hadits berikut :

“Dari Abu Huroiroh r.a. berkata : Rosulullah saw mempercayakan kepadaku untuk menjaga zakat Ramadhan, lalu ada orang datang mengambil sebagian makanan yang ada, lalu aku tangkap dan aku ancam dia “Demi Allah, akan aku laporkan engkau kapada Rosulullah saw” dia menjawab :”Saya ini orang yang sangat butuh, saya punya tanggungan keluarga, dan saya sangat membutuhkan” lalu aku lepaskan dia ...”
Pagi harinya dilaporkan kepada Rosulullah saw, tapi malam berikutnya diulangi lagi, pagi harinya dilaporkan lagi dan malam berikutnyapun masih diulangi. Pada malam yang ketiga si pencuri mengatakan kepada Abu Huroiroh r.a. : “Jika engkau hendak beranjak ke tempat tidur bacalah ayat kursi, maka engkau akan selalu mendapatkan penjagaan dari Allah dan engkau tidak akan didekati setan hingga pagi”. Pagi harinya dilaporkan lagi kepada Rosulullah saw, lalu beliau bersabda :

“Kali ini dia berkata jujur kepadamu padahal dia pendusta. Kamu tahu siapa yang kamu ajak bicara sejak tiga malam berturut-turut waha Abu Huroiroh ? Jawabnya : “Tidak”. Beliau bersabda : Dia adalah setan”. ( Hadits riwayat Imam Bukhari )